Khat Naskhi – Pengertian dan Sejarahnya
Apa Itu Khat Naskhi?
Menurut “Kamus Lengkap Seni dan Kaligrafi Islam” karya KH. Iman Saiful Muminin, istilah Naskhi berasal dari kata “Nuskhah” atau “Naskah”, yang berarti naskah atau dokumen. Hal ini karena Khat Naskhi sering digunakan untuk menyalin atau menulis naskah, baik untuk kodifikasi Al-Qur’an, buku-buku, maupun untuk korespondensi.
30+ Contoh Khat Naskhi
Pengertian Khat Naskhi
Khat Naskhi adalah salah satu jenis kaligrafi yang sering digunakan dalam penulisan ayat-ayat Al-Qur’an. Khat ini digunakan untuk berbagai keperluan, seperti penulisan mushaf Al-Qur’an, perlombaan kaligrafi, serta Jasa Kaligrafi dinding masjid.
Awal Mula Perkembangan Khat Naskhi
Ketertarikan masyarakat terhadap Khat Naskhi sangat besar, yang membuat perkembangan khat ini begitu pesat. Bentuknya yang geometris dan kursif membuat Khat Naskhi mudah ditulis tanpa struktur yang kompleks, sehingga dengan cepat menyebar ke seluruh dunia Islam, terutama di Timur Tengah.
Siapa Penemu Rumus Kaidah Khat Naskhi?
Rumus atau kaidah Khat Naskhi ditemukan oleh kaligrafer terkenal, Ibnu Muqlah. Ia merumuskan proporsi Khat Naskhi menjadi lebih utuh dan elok. Kemudian, rumus-rumus ini disempurnakan oleh Ibnu Bawwab yang memberi sentuhan akhir pada Khat Naskhi, sehingga bentuknya tetap digunakan dalam penulisan Al-Qur’an hingga saat ini.
Baca Juga: Biografi Ibnu Muqlah
Puncak Keindahan Khat Naskhi
Sejarawan mencatat bahwa Khat Naskhi mencapai puncak keindahannya pada masa Atabek (Nuruddin Zenki 545/1150 M). Pada masa ini, Khat Naskhi dikenal dengan sebutan Naskhi Atabeki, yang banyak digunakan untuk menulis Al-Qur’an pada abad pertengahan Islam, terutama di wilayah Turki.
Dominasi Khat Naskhi Yang Mengalahkan Khat Kufi
Kaligrafi Naskhi berhasil menggeser pengaruh dan kedudukan Khat Kufi. Pada masa kekuasaan Ayyubiyah di Mesir dan Syam, tulisan Tsulusi dan Naskhi semakin menampakkan pesonanya, sehingga akhirnya menyebar ke seluruh wilayah Barat dan Timur dunia Islam.
Kemiripan Rumus Kaidah Khat Naskhi dengan Khat Tsulus
Rumus yang digunakan dalam penulisan Khat Naskhi mirip dengan yang digunakan dalam Khat Tsulust, dengan standar empat sampai lima titik untuk huruf Alif. Persamaan ini disebabkan oleh bentuk huruf-huruf Khat Naskhi yang mirip dengan Khat Tsulust. Khat Naskhi lebih cepat ditulis dibandingkan Khat Tsulust karena huruf-hurufnya lebih kecil dan tidak memiliki banyak hiasan. Karena kesederhanaannya, Khat Naskhi banyak digunakan untuk menyalin naskah dari bahasa Yunani, India, Persia, dan lainnya pada zaman keemasan Islam
Khat Naskhi Ada Berapa Jenis?
Menurut Buku Kamus Lengkap Kaligrafi Islam karangan KH. Iman Syaiful Mu’minin, khat naskhi terbagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
1. Naskhi Qadim
Gaya tulisan ini berasal dari dinasti Abbasiyah dan diperindah oleh Ibnu Muqlah. Kemudian, disempurnakan lagi oleh masyarakat Atabek dan kaligrafer Turki, sehingga mencapai bentuknya yang indah dan mempesona saat ini.
2. Naskhi Suhufi
Gaya tulisan ini terus berkembang dan banyak digunakan dalam dunia jurnalistik (sahafah). Berbeda dengan Naskhi Qadim yang lebih lentur dan banyak putaran, Naskhi Suhufi cenderung lebih kaku dan memiliki sudut-sudut tajam.
Kaligrafi Bergaya Campuran Naskhi dan Kufi
Ada juga gaya campuran antara Naskhi dan Kufi, yang disebut Naskhi-Kufi. Gaya ini memiliki ciri khas dengan goresan horizontal yang sangat tebal dan goresan vertikal yang tipis dan pendek. Naskhi-Kufi banyak digunakan dalam dunia advertensi, plakat, poster, reklame, dan judul tulisan di koran dan majalah di negara-negara Timur Tengah. Namun, gaya tulisan ini kini jarang ditulis tangan dan lebih sering menggunakan font alfabet komputer. Oleh karena itu, Khat Naskhi yang sering digunakan untuk kaligrafi masjid adalah Naskhi Qadim.